Dunia ini penuh dengan tantangan luar biasa, terkadang kita merasa dunia sudah mengalahkan kita. Bahkan, adakalanya kita merasa telah dikalahkan hingga ke titik terendah. Tetapi kita tidak boleh bersikap seperti itu. Bahwa pukulan keras dalam dunia fana ini merupakan proses pembelajaran secara alami, menantang kita untuk bersikap tetap positif terhadap apapun fakta yang tersaji di hadapan kita atau pengalaman empirik yang dilalui.
Kita terap harus berpikir positif, melihat segala sesuatu dari sisi yang positif, bukan sisi negatif yang mendestruktif apa yang kita coba bangun. Pikiran positif itulah yang mendorong kita untuk tetap memiliki semangat, tetap memiliki harapan untuk menjadi lebih baik atau memperbaiki kerusakan atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Demikian pula dengan proses belajar. Terkadang kata Belajar itu sangat disempitkan dengan pemikiran yang ortodoks, seakan belajar hanya sebuah proses dalam sebuah ruang yang dibatasi sekat kiri-kanan, depan-belakang, atas bawah dan di depannya berdiri seorang guru. Sedangkan murid-murid berada hamparan meja dan kursi. Tidak sesempit itu makna dalam kata belajar.
BELAJAR adalah sebuah proses yang lebih luas dengan ruang yang dibatasi alam semesta. Ruang yang diciptakan Tuhan. Dan, belajar bisa dari arah mana pun datang, termasuk dalam kemajuan teknologi dan informatika yang meloncat-loncat ke depan. Teknolgi digital dan dunia maya yang berlari sangat cepat, seakan ingin meninggalkan penghuni bumi yang bersikap leha-leha dan malas untuk berpikir.
Karena itu, belajar adalah sebuah proses yang menyenangkan dengan secara perlahan-lahan mengikir sisi-sisi negatif. Mengapa harus dikikis? Karena berpikiran secara negatif berarti membangkitkan “energi” desduktrif yang perlahan-lahan menggerogoti semangat dan harapan yang coba dibangun atau tengah diwujudkan dengan keras ide-ide untuk kemaslahatan umat.
MARI BERPIKIRAN BAHWA BELAJAR ADALAH SEBUAH PROSES YANG MENYENANGKAN !!!