Beranda Forum KANAL TEKS HIKAYAT Soal Harian Hikayat Balasan Untuk: Soal Harian Hikayat

#566

Jawaban punya christy pak
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa, yang ceritanya tentang kepahlawanan dan kerajaan.
Dari tema yaitu hikayat biasanya bertema kerajaan (istana sentris) sedangkan cerpen menceritakan kegiatan sehari-hari. Pada hikayat menggunakan bahasa Melayu sedangkan cerpen menggunakan bahasa sehari-hari
Hikayat
Dahulu kala, ada seorang anak raja yang memiliki 10 orang putri yang dia beri nama dengan berbagai nama-nama warna. Istri sang raja sendiri telah lama meninggal usai melahirkan anak bungsu mereka, Putri Kuning. Berbeda dengan anak-anaknya yang lain, Putri Kuning ini mempunyai perilaku yang amat baik, tidak seperti kaka-kaknya yang bandel dan manja.
Suatu hari, sang rasa hendak pergi ke suatu tempat untuk suatu keperluan. Ke-9 putri-putrinya meminta dibawakn oleh-oleh yang mewah dari sang raja. Sementara itu, Putri Kuning tidak meminta apa pun, dan hanya berharap supaya sang raja pulang dengan selamat.
Singkat kata, sang raja pulang membawa oleh-oleh. Namun, oleh-oleh tersebut tidak diberikan untuk ke-9 putrinya, melainkan kepada Putri Kuning Seorang. Putri Hijau dan saudara-saudara Putri Kuning lainnya cemburu dan berniat untuk memberi pelajaran kepada adik mereka.
Tanpa sepengetahuan sang raja, Putri Kuning dipukul oleh kakak-kakaknya hingga meninggal dan dikuburkan di suatu tempat yang tak jauh dari istana. Mengetahui anaknya menghilang, sang raja pun mencari-cari putri bungsunya, namun tak jua ditemukan.
Suatu ketika, sang raja melihat sebuah bunga berwarna kuning yang tumbuh di sebuah tanah. Ternyata, tanah tersebut adalah kuburan dari anak bungsu sang raja. Melihat bunga itu, sang raja pun lantas menamainya dengan bunga kemuning.

Cerpen
“Din, ada Devi tuh di depan nyariin kamu katanya, ditemuin gih. Dah nungguin dari tadi.” Sahut Devi kepada Dinda yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumah Dinda.

“Bi surti, bilang aja aku gak ada, lagi keluar apa cari alasan lain gitu.” Pinta Dinda pada Bi Surti yang bekerja di rumahnya.

“Iya, Non.”

“Kamu kenapa kaya gitu sama Devi? Dia sudah datang jauh-jauh malah kamu gituin. Devi itu anak baik lho, Din.”

“Iya dari memang luarnya keliatan baik, manis, ramah. Tapi apa hanya itu saja kamu mengukur sifat seseorang? Dari luar memang manis. Tapi dalamnya tuh pahit.”

“Pahit gimana maksudnya?”

“Devi itu sering ngomongin keburukan temannya sendiri di belakang orangnya. Banyak pokoknya, yang gak bisa aku jelasin ke kamu.

“Beda sama kamu, lihatlah kamu ini. Judes, ceplas-ceplos kalo ngomong sama aku. Tapi hatimu tulus, Tin, bukan baik di luar tapi dalamnya busuk. Aku gak butuh kawan yang tampilan luar orang dalam berteman.” Jelas Dinda.